Makin Cantik setelah Tahu Cara Membersihkan Wajah dengan Benar

Makin Cantik setelah Tahu Cara Membersihkan Wajah dengan Benar

Makin Cantik – Kendati demikian, nyatanya masih banyak orang yang menyepelekan dan melakukannya dengan cara yang salah, misalnya menggosok wajah terlalu kasar atau mengeringkan wajah dengan sembarangan.

Begini Cara Membersihkan Wajah yang Benar

Agar kamu bisa tampil menawan dengan kulit yang bersih serta sehat, simak baik-baik dan lakukan cara membersihkan wajah sabasport berikut ini:

1. Gunakan make up remover

Apa kamu berpikir kalau mencuci wajah dengan sabun sudah cukup untuk membuat wajahmu bersih? Jika jawabannya iya, maka kamu keliru.

Selain dengan menggunakan sabun pembersih wajah, saat sedang menggunakan riasan atau make up, kamu juga perlu membersihkan wajah dengan metode double cleansing. Saat melakukan metode ini, kamu perlu menggunakan make up remover terlebih dahulu sebelum mencuci muka dengan sabun.

Teknik ini diketahui lebih efektif dalam mengangkat kotoran serta sisa kulit mati di permukaan kulit dan pori-pori. Ada banyak jenis make up remover yang bisa kamu pilih sesuai jenis kulitmu, seperti micellar water, milk cleanser, dan cleansing balm. Kamu juga bisa menggunakan minyak zaitun untuk mengangkat sisa riasan.

2. Gunakan pembersih wajah yang tepat

Pilih dan gunakan produk pembersih wajah dengan formula gentle, yaitu tidak mengandung alkohol dan pewangi. Produk ini cocok digunakan untuk segala jenis kulit, khususnya kulit sensitif dan kering. Kalau kulitmu berminyak atau berjerawat, bisa juga pilih produk yang mengandung asam salisilat.

Selain itu, hindari menggunakan sabun yang bukan khusus untuk wajah karena dapat mengubah keseimbangan pH kulit.

3. Cuci muka dengan lembut

Bukannya bikin muka jadi bersih, menggosok muka terlalu kasar justru dapat merusak lapisan luar kulit. Apalagi kalau dilakukan untuk waktu yang lama, bisa mengganggu produksi sebum, membuat kulit kering, serta memicu iritasi.

Jadi, kalau cuci muka, gosok dengan lembut saja, ya. Tidak perlu lama-lama juga kok, cukup 30 detik. Kamu bisa menggunakan air dingin atau air hangat untuk membilas wajahmu. Namun, jangan gunakan air panas ya, karena bisa membuat kulit wajahmu jadi kering.

4. Keringkan muka

Membiarkan air mengering dengan sendirinya setelah cuci muka bukanlah kebiasaan baik, lho. Air yang dibiarkan pada permukaan kulit bisa menguap dan justru membuat kulit menjadi lebih kering.

Oleh karena itu, setelah cuci muka, sebaiknya keringkan menggunakan handuk bersih atau tisu. Lakukan gerakan menepuk dan jangan digosok-gosok, ya. Hindari juga penggunaan handuk pengering tangan yang menggantung di wastafel, ya. Walau kelihatannya bersih, tetap saja ada banyak bakteri yang menempel.

5. Hindari cuci muka terlalu sering

Teknik cuci mukanya sudah benar, tetapi kalau dilakukan secara berlebihan sama saja bohong! Sering cuci muka justru dapat membuat kulit semakin kering. Ini juga berlaku untuk eksfoliasi wajah, ya.

Mencuci muka cukup saat pagi dan malam sebelum tidur, serta ketika berkeringat. Untuk eksfoliasi, kamu bisa lakukan beberapa kali dalam seminggu atau konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan jadwal eksfoliasi sesuai kebutuhan dan kondisi kulitmu.

Setelah membersihkan wajah, jangan lupa untuk mengoleskan pelembap secara merata ke kulit wajahmu. Langkah ini penting untuk mengunci kelembapan kulit yang baru saja dibersihkan. Setelahnya, kamu bisa melanjutkannya tahapan skin care lainnya, seperti serum, essence, atau suncreen.

Apabila kamu memiliki eksim, rosacea, atau masalah kulit lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran cara membersihkan wajah yang sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Tertawa di Situasi Serius Kenapa Bisa Terjadi

Tertawa di Situasi Serius Kenapa Bisa Terjadi

Tertawa di Situasi Serius Kenapa Bisa Terjadi

Pernahkah kamu berada dalam situasi yang menegangkan, serius, atau bahkan membuat takut, namun tiba-tiba kamu merasa ingin tertawa? Situasi ini mungkin terdengar aneh atau bahkan membuatmu merasa tidak nyaman. Beberapa orang mungkin menganggap reaksi tersebut tidak pantas, tetapi ternyata fenomena ini sangat wajar dan memiliki dasar psikologis yang bisa dijelaskan secara ilmiah.

Mari kita ambil contoh: saat kamu sedang jatuh dari sepeda, melihat sesuatu yang tidak sengaja pecah di rumah, atau bahkan ketika anak kecil tiba-tiba menangis karena ulahmu. Biasanya, respons alami yang muncul dalam situasi-situasi ini adalah panik, cemas, atau bingung. Namun, jika kamu mendadak ingin tertawa atau bahkan benar-benar tertawa, jangan khawatir. Ini adalah reaksi yang bisa dipahami dari sudut pandang psikologi dan sains.

Tertawa Sebagai Mekanisme Pertahanan Diri
Saat tubuh dan pikiran dihadapkan pada situasi spaceman yang penuh tekanan, salah satu respons alamiah adalah stres. Stres ini kemudian diatasi oleh otak dengan cara-cara yang mungkin tidak selalu terlihat logis, salah satunya adalah dengan tertawa. Mengapa bisa demikian?

Tertawa di Situasi Serius Kenapa Bisa Terjadi

Menurut para ahli, tertawa di tengah situasi serius atau menegangkan adalah salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri. Otak kita berusaha mencari cara untuk meredakan ketegangan yang dirasakan. Dalam hal ini, tertawa berfungsi sebagai katup pelepas emosi yang intens. Dengan tertawa, kita mencoba mengubah fokus dari situasi yang menakutkan atau menegangkan menjadi sesuatu yang lebih ringan dan tidak terlalu mengancam.

Paradoxical Laughter: Tertawa yang Bertolak Belakang
Fenomena ini dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah paradoxical laughter. Paradoxical laughter atau tertawa paradoksal terjadi ketika seseorang tertawa dalam situasi yang biasanya tidak menimbulkan kelucuan, seperti saat sedang marah, terkejut, atau bahkan sedih. Ini adalah bentuk respons emosional yang tampaknya tidak sesuai dengan situasi yang sedang terjadi.

Lalu, mengapa otak kita memilih tertawa sebagai respons atas situasi menegangkan? Ternyata, tertawa bukan hanya respons terhadap humor. Dalam beberapa kasus, tertawa adalah bentuk kompensasi emosional terhadap stres atau tekanan yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh individu. Dengan tertawa, seseorang mungkin secara tidak sadar mencoba menghindari rasa cemas yang berlebihan atau rasa takut yang terlalu dalam.

Tertawa dan Kortisol
Selain menjadi bentuk mekanisme pertahanan diri, tertawa juga memiliki dampak fisiologis pada tubuh kita. Ketika kita tertawa, kadar kortisol—hormon stres dalam tubuh—akan menurun. Ini membuat tubuh merasa lebih rileks dan nyaman. Jadi, meskipun situasinya serius, tertawa bisa membantu meredakan perasaan tertekan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tertawa dapat meningkatkan pelepasan endorfin, hormon yang membuat kita merasa lebih baik. Endorfin berperan dalam mengurangi rasa sakit serta meningkatkan suasana hati. Oleh karena itu, tertawa, bahkan dalam situasi yang tidak tepat sekalipun, mungkin merupakan upaya tubuh untuk mengatasi stres secara alami.

Tertawa Sebagai Pelindung Sosial

Tidak hanya dari sudut pandang fisiologis, tertawa juga memiliki aspek sosial yang penting. Tertawa dalam situasi yang sulit bisa menjadi cara seseorang untuk menjaga hubungan sosial atau mengurangi ketegangan di antara individu. Ketika seseorang tertawa, sering kali mereka melakukannya untuk membuat situasi lebih ringan atau agar orang lain merasa lebih nyaman. Tertawa bisa menjadi tanda bahwa meskipun situasinya serius, kita mencoba menunjukkan bahwa kita tidak sepenuhnya terintimidasi oleh tekanan tersebut.

Contohnya, dalam situasi konflik sosial atau saat terjadi kesalahpahaman, seseorang mungkin tertawa untuk meredakan ketegangan atau mencoba menghindari eskalasi emosi. Dengan tertawa, seseorang mungkin berusaha untuk menciptakan atmosfer yang lebih santai, meskipun secara emosional mereka mungkin merasa tidak nyaman.

Tertawa: Baik atau Tidak?
Meskipun tertawa bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi tekanan, penting untuk diingat bahwa setiap situasi memiliki konteksnya sendiri. Tertawa dalam situasi yang terlalu serius atau bahkan menyedihkan bisa dianggap tidak pantas oleh sebagian orang. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan sensitivitas situasi di sekitar kita.

Namun, dari sudut pandang kesehatan mental, tertawa adalah respons alami tubuh yang sering kali membantu meredakan emosi negatif. Jadi, jika kamu mendapati dirimu tertawa di situasi serius, jangan merasa terlalu bersalah. Hal ini adalah bagian dari cara tubuhmu merespons stres dan berusaha menyeimbangkan emosi.