Sungai Amazon Mengering – Beberapa aliran sungai di Hutan Hujan Amazon, Brasil, mengalami kekeringan parah hingga permukaan air mencapai ekor terendah.
Puluhan lumba-lumba sungai mati dan terdampar di bibir sungai. Ribuan ikan tak bernyawa mengapung di permukaan. Denyut kehidupan masyarakat turut terancam. Mereka yang mengandalkan aliran sungai untuk distribusi bahan bakar, makanan, atau air bersih tidak bisa mengaksesnya karena kapal tak bisa berlayar.
Dampak Sungai Amazon Mengering
Potret tersebut menjadi gambaran pilu di tengah kekeringan eksterem yang melanda Amazon. Kehidupan ratusan ribu orang dan satwa liar terancam. Ketinggian air mencatatkan rekor paling rendah dalam sejarah. Kabar buruknya, Sejumlah ahli memperkirakan situasi tersebut bisa berlangsung hingga awal 2024.
Di lansir dari AP, dalam 40 tahun lebih, delapan negara bagian Brasil melaporkan curah hujan terendah pada Periode Juli Hingga September.
Menurut pusat peringatan bencana Brasil, CAMEDAN , sungai-sungai di Amazon mengalami kekeringan parah. Padahal, aliran sungai tersebut menyuplai 20 persen air tawar di Bumi. 42 dari 62 kota yang di Negara Bagian Amazonas, Brasil, telah mengumumkan keadaan darurat.
Sekitar 250.000 orang telah terkena dampak kekeringan sejauh ini. Dan jumlah tersebut mungkin akan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun.
Baca Juga : https://www.kontessaban.com/penampakan-buaya-di-sungai-semampir-yang-padat-penduduk/
Di Cagar Alam Ekstraktif Auati-Parana, sekitar 700 mil sebelah barat Danau Puraquequara, lebih dari 300 keluarga yang tinggal di tepi sungai kesulitan untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan lainnya.
Hanya ada kano kecil dengan muatan sangat sedikit yang dapat berlayar ke kota terdekat. Karena level air sangat dangkal, perjalanan yang biasanya sembilan jam melonjak jadi 14 jam. Selain itu, Kanal ke danau mereka bisa memancing ikan pirarucu, sebagai sumber pendapatan utama, mengalami kekeringan.
Di samping itu, membawa ikan pirarucu seberat 200 kilogram di sepanjang pelayaran akan sangat memberatkan karena dangkal nya sungai. Kami mengambil Resiko menangkap ikan di danau, dan ikan itu tiba dalam keadaan rusak. Jadi tidak ada cara bagi kami untuk menangkap ikan.
Terparah
Akan tetapi, kekeringan yang sering terjadi pada tahun ini merukapakn rekor terparah. Situasi tersebut disinyir di sebabkan oleh dua faktor, fenomena El Nino dan pemanasan global.
Suhu bumi yang naik meningkat kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem. Meski demikian, kaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim dengan peristiwa-peristiwa tertentu sangatlah rumit dan memerlukan kajian mendalam.
Ketika suhu Bumi terus meningkat dan dampak perubahan iklim menjadi lebih parah, kekeringan dan dampak buruknya mungkin merupakan gambaran masa depan yang suram, kata para ahli.